07 Maret, 2012

Taktik Dagang Babi, sejarah dan tips mengatasinya

ilustrasi babi berjenggot -wiki
Jika kamu bertemu orang yang memaki atau mengintimidasi sambil membawa-bawa Tuhan dan ancaman-ancaman ghaib lainnya, ketahuilah bahwa dia sedang menerapkan taktik dagang babi. Kamu bilang saja dengan sopan dan rendah hati:

"Gak usah dagang babi deh lu!"
Lalu sodorkan tulisan ini.

Kenapa? Bacalah sejarahnya... Bacalah...


Taktik dagang babi ini populer sekitar dua ribu tahun setelah Masehi. Ketika itu sekelompok manusia di lembah Rekaan memutuskan untuk menyembah Babi dan mempengaruhi semua orang di sekitarnya untuk ikut menyembahnya.

Babi --sebagai satu-satunya binatang yang eksis dalam cerita itu-- dipilih karena sifatnya yang maha sabar dan maha nrimo. Dituduh apapun tidak menyangkal, apalagi melakukan sesuatu yang menunjukan penolakan.

Dari berbagai keagungan sifat yang dimiliki Babi, yang paling utama (dan rahasia) adalah: maha pendiam, alias tidak bakal menjawab pertanyaan apapun yang diajukan hambanya.

Berkat pemahaman mendalam atas sifat-sifat itulah, segelintir hambanya yang tampak paling taat mendapat anugrah kharisma yang sangat besar. Ucapannya sakti dan mempengaruhi pikiran semua yang didakwahi. Derajat mereka terangkat begitu tinggi hingga mereka menjadi golongan elit yang berkuasa atas banyak sekali manusia.

Ini rahasianya:

Masyarakat di lembah itu sangatlah lugu. Mereka sangat amat hormat pada siapapun yang tampak paling taat dan lebih dekat dengan Babi sembahan hati. Segala yang dikatakan si Taat dengan mengatasnamakan Babi akan langsung masuk ke hati dan dituruti. Bahkan ketika si Taat mulai mengaku mendengar bisikan Babi yang bicara langsung ke dalam pikirannya, umat jelata tak punya pilihan kecuali langsung percaya.

Umat jelata tak akan berani meragukan para taat elit yang jelas-jelas lebih dekat dengan Babi. Apalagi selama ini sang Babi terkenal pendiam, setiap ditanya tak mau jawab. Jadi sekarang masih untung dia mau bicara, walau sebatas pada segelintir elit (yang mengaku diajak bicara).

Menyadari besarnya potensi keuntungan dari mengeksploitasi keluguan umat, kelakuan para elit makin menjadi-jadi. Nama Babi makin sering digunakan untuk memuaskan berbagai kepentingan duniawi. Mulai dari menarik upeti sampai untuk mengoleksi istri, bahkan sampai sekedar untuk memaki mereka akan mengatasnamakan Babi.

"Dilaknat Babi kamu kalau berani melawan kemauan akuh!"
"Dasar jahat, semoga laknat Babi ditimpakan kepadamu berkali-kali"
"Kamu tidak takut dimurkai Babi? Makanya nurut akuh!"

Tersebut barusan adalah beberapa contoh pemanfaatan Babi untuk intimidasi.

Sepintas tampak konyol di mata kita orang jaman sekarang, tapi bagi umat jelata di masa itu sungguh sangat menakutkan. Penyembah Babi mana yang tidak bergetar hati dan lututnya ketika diancam dengan murka Babi? Mereka semua akan langsung menggigil ketakutan tanpa pernah penasaran apakah Babi sungguh-sungguh melaknatnya, atau cuma tuduhan kosong saja.

Nama Babi terus disalahgunakan untuk mencapai tujuan-tujuan manipulatif secara tidak etis. Dagang babi, itulah julukan yang diberikan untuk taktik ini.

Kedahsyatan taktik ini terus menginspirasi manusia sepanjang jaman.

Bahkan ketika Babi sudah tidak disembah karena manusia mulai mengenal Tuhan, segelintir orang sok elit masih juga menggunakan taktik dagang babi dengan sangat kurang ajar.

Bagaimana tidak kurang ajar, bayangkan, taktik dagang babi dipakai semena-mena untuk menyalahgunakan nama besar Tuhan dan memanipulasi keluguan manusia! Untuk tujuan tak etis pula!

Ini contoh memaki dengan menyalahgunakan Tuhan:

"Dasar kamu orang yang dilaknat Tuhan!!"
"Tukang Bajai Laknatullah! Kalo belok pakai tanda dong!!!"
"Kamu mau dilaknat Tuhan? sini masuk selimut bareng aku"

Coba perhatikan dan pikirkan, apa iya Tuhan melaknat? Bahkan jika kita penasaran dan berani langsung bertanya pada Tuhan, pasti juga tidak dijawab.

Itu padahal tuduhan kosong saja yang berasal dari kecerdikan si pemaki. Fungsinya murni untuk mengintimidasi korban, sambil mengindoktrinasi para followernya yang penyembah Tuhan agar (secara tak sadar) percaya bahwa kita sudah dilaknat Tuhan. Si pemaki sebagai rasul penyampai laknat akan merasa hebat dan punya otoritas, walau semu ilusif, tapi lumayan daripada tidak ada yang bisa dibanggakan. Lagi pula umat yang kelewat dungu juga tetap termakan.

Jadi bagaimana cara memaki dan mengintimidasi yang lebih mendidik?

Ya tidak usah lagi mengatasnamakan obyek-obyek ghaib. Gunakan saja dasar-dasar hukum yang diakui masyarakat setempat. Misal:
  • "Dasar kamu tidak sesuai UU XX pasal bla-bla!!" (sesuaikan 'XX' dan 'bla' dengan situasi)
  • "Kamu sesat, tidak sesuai kitab x ayat y yang artinya yeee!!" (ganti 'x' dan 'y' dan 'yeee' sesuai kebutuhan).
Atau jika belum ada aturan hukumnya, bikin saja argumen sederhana yang mudah dipahami, misal:
  • Jangan merokok di sini karena ada anak kecil, nanti dia jadi perokok pasif, baca deh daftar resiko  yang tertulis di bungkus rokok kamu, itulah yang akan kamu timpakan ke setiap orang yang kamu racuni dengan asapmu.

Cara begitu bakal lebih mendidik, baik bagi obyek makian maupun para penonton adegan maki-maki. Kita tampak lebih cerdas karena omong pakai pengetahuan, argumen juga lebih kuat karena ada dasarnya. Dan jika yang ditegur tidak terima, mereka bisa bantah argumen kita dan itu akan jadi awal untuk diskusi yang lebih mencerahkan

Jadi kawan, jangan lupa, lain kali kamu ketemu orang yang memaki atau mengintimidasi sambil menyalahgunakan obyek-obyek ghaib seperti Tuhan dan semacamnya, katakan dengan sopan dan rendah hati:

"Gak usah dagang babi deh lu!"

Lalu sertakan link ke posting ini untuk dibaca, dipahami dan ditanggapi.

Jadi gimana, berapa pelaku dagang babi yang kamu temui hari ini?
Ada yang menarik?
5

5 komentar:

  1. Nih, di sini komentarnya ada yang dagang babi, Om:
    http://filsafat.kompasiana.com/2012/03/02/hey-han/

    Haha!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Contoh menarik, ternyata bisa juga dagang babi tanpa tebar ancaman.

      Hapus
  2. yang akuh suka dari tulisan ini adalah, ilustrasi babi berjenggotnya itu loh!

    BalasHapus
  3. tips oke nih, makasih artikelnya gan.
    Semoga info ini bermanfaat juga, memang banyak orang yang ingin sukses udaha dagang nya tanpa dibarengi dengan kualitas produk & pelayanan yang dijualnya. Bagaimana bisa? Karena yang namanya cara dagang memang perlu adanya peningkatan kualitas barang dagangannya. Tak perlu melakukan hal yang repot seperti belajar bisnis atau kursus online, seperti wanita yang ingin belajar materi dalam hal kecantikan (tata rias) di tempat penghasil bahan-bahan maklon kosmetik aman tidak berbahaya. Umumnya orang dagang sudah punya banyak pengalaman sebagai usaha nyata (lahir) nya, tapi terkadang masih kurang mengerti ilmu pelarisan seperti dalam usaha batin nya. Maka dari itu silakan coba mengimbangi dengan sarana batin, seperti menggunakan sarana pelarisan. Banyak orang yang bilang sebaiknya memang usaha nyata (lahiriah) dengan usaha batiniahnya harus seimbang. Berbicara masalah pelarisan dagang, ada yang pernah menyarankan menggunakan sebuah JIMAT yang katanya AMPUH. Informasi selengkapnya
    saya peroleh dari DISINI>> JIMAT PELARISAN
    Semoga bermanfaat.

    BalasHapus