08 Maret, 2012

Ad Hominem, logika favorit kita semua

Muke lu Fallasiyah! - ohinternet.
Ad Hominem itu artinya menyerang si pembawa pesan dan bukan pesannya.

Weits, saya tidak sedang menyindir kaum taat beragama lho. Memang itu taktik utama dikalangan mereka, tapi sebenaranya kita yang tidak terlalu taat juga sering melakukannya dalam keseharian.

Mekanismenya praktis, dua langkah mudah. Pertama, cari kebusukan si pembawa pesan, boleh prilakunya, motivasinya, sukunya, latar belakangnya, tampangnya atau apapun. Kalau sulit dicari ya kreatif, buat-buat sendiri saja kebusukan si pembawa pesan. Langkah kedua, gunakanlah kebusukan itu sebagai dalil sahih untuk menyerang pesan yang disampaikan.

Jadi alur logikanya gini:
  1. Si A mengatakan X 
  2. Si B menyerang pribadi A
  3. X salah
Perhatikan bagaimana si B tidak tak perlu meneliti dan menguji apakah X benar. Cukup dengan menyerang si A, tiba-tiba X bisa dianggap salah, dan tidak perlu dibahas lagi.


Lain kasus bila B adalah orang yang merasa agamanya dinodai karena A mengatakan X. Langkah alurnya tentu tak sampai 3, karena langkah 2 isinya "B membunuh A", lalu seluruh dunia bertengkar membela dan mengutuki B maupun A, tanpa seorangpun ingat untuk membahas X.

Akhirnya X tak pernah dikupas tuntas apalagi diuji kebenarannya. Dan memang itulah keuntungan (dan tujuan utama) dari taktik ad hominem.  

Contoh sederhana dalam dialog:

Budi Handuk: "Memilih presiden hanya berdasarkan tampangnya saja itu salah, Coy. Harusnya kita pertimbangkan juga ketegasan, kepemimpinan dan keberpihakannya pada rakyat. Supaya dia dan semua bawahannya kerja bukan buat agama atau tuhannya sendiri aja, tapi kerja untuk seluruh rakyat. "
Luciferano: "Haha, jelas aja lu ngomong gitu, tampang lu ancur lebur"
Budi Handuk: "Tapi bener lah coy, milih cuma karena tampang itu ga bener. Iya dong coooy !?!"
Luciferano: "Ah, lu ngomong gitu cuma karena lu iri sama kegantengan presiden, ngaku aja lu, dasar buluk!"

Dan penonton pun tertawa.

Perhatikan bagaimana Luciferano tidak perlu memikirkan apakah ada kebenaran dalam pesan Budi Handuk. Dia hanya perlu menyerang wujud fisik Budi, dan argumen budi termentahkan, tidak dibahas sama sekali. Dengan begitu juga semua penonton yang terlalu dungu dapat diindoktrinasi, agar merasa tak ada yang salah dengan memilih presiden berdasar tampang doang. Jika ada yang mengkritik, pasti  karena iri dengki saja, mungkin kalah ganteng.

Taktik ini mengekploitasi kedunguan umat. Sangat tidak mendidik dan sangat membodohkan umat.  Tapi ya gimana, kan memang itu tujuannya :)) Kalau umat terlalu pintar nanti susah diadudomba, dan taktik dagang babi juga tak laku lagi.

Jadi waspadalah kawan, jika ada diantara kita yang melakukan ad hominem untuk provokasi kebencian, permusuhan, perpecahan dan semacamnya, segerakan untuk bertanya berapa besar dia dibayar untuk melakukan itu, siapa tahu kita bisa dapat bagian, hahaha. Becanda coy.

Oh iya, memang menghina fisik itu tidak etis, silakan keberatan. Bisa saja saya bikin contoh Luciferano menuduh Budi ditunggangi CIA atau dirasuki iblis neraka, tapi nanti contohnya jadi terlalu rumit... Dan mungkin malah menyinggung rekan-rekan yang saat ini sedang asik menerapkan taktik ad hominem.

Nah, sekarang silakan kamu kasih contoh lain yang aktual dan realistis. Tanpa takut menyinggung juga gpp :)
3

3 komentar:

  1. Boleh juga logika nya.

    BalasHapus
  2. Terus, bedanya sama Straw Man apa, Om Gorila?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Strawman: B menciptakan Z (dimana Z=X yang sengaja terdistorsi/disalahpahami agar mudah dibantah). Lalu B membantah Z seolah-olah Z adalah X.

      Sedangkan dalam ad hominem, B akan langsung menyerang A agar X tampak salah.

      Hapus